Engine Cessna 172
I Pesawat Cessna 172
Cessna 172 adalah type pesawat bersayap tetap
dengan posisi sayap tinggi atau high wing,
Cessna 172 adalah pesawat yang di buat di Wichita, Amerika Serikat. Cessna 172
merupakan pesawat yang berkapasitas 4 Orang, 2 Orang sebagai Pilot dan Copilot
dan 2 Orang sebagai Passanger (penumpang).
Pesawat ini menggunakan piston dengan jenis single engine dan menggunakan
propeller jenis mc coulley, engine yang digunakan yaitu dengan Type Avco Lycoming opposed 4 silinder maximum engine 2700 Rpm, serta dilengkapi dengan tiga roda pendarat
berjenis fixed landing gear dengan
kata lain jenis landing gear ini tidak dapat di lipat seperti halnya pesawat
besar.
Sebagian besar pesawat Cessna 172 ini digunakan
sebagai sarana latihan untuk para pemula, selain sebagai pesawat latih pesawat
ini juga berfungsi sebagai alat angkut perorangan. Cessna 172 merupakan pesawat yang paling aman di kelasnya. Dengan
panjang 8.2 meter yang dilengkapi dengan dua tangki bahan bakar sebelah kanan
dan kiri membawa 42 US gallons (160 Liter) dengan bahan bakar avgas yang dapat
terbang tanpa henti selama kurang lebih 4 jam.
II Piston Engine
Piston engine atau biasa di sebut dengan mesin
torak, merupakan mesin yang menggunakan piston (torak) sebagai tenaga
penggerak. Piston yang bergerak naik turun di hubungkan dengan crankshaft
melalui connecting rod untuk memutar propeller atau baling-baling. Piston dapat
bergerak naik turun karena adanya pembakaran antara campuran udara dengan bahan
bakar (fuel) di dalam ruang bakar (combustion chamber). Pembakaran di dalam combustion chamber menghasilkan
expansion gas panas yang dapat menggerakkan piston bergerak naik turun.
Pesawat yang menggunakan mesin piston umumnya
menggunakan propeller sebagai tenaga
pendorong untuk menghasilkan thrust. Bentuk penampang dari propeller itu sendiri
sama seperti sayap, yaitu juga berbentuk airfoil. Sehingga pada saat propeller
berputar maka akan menghasilkan gaya dorong atau thrust sehingga pesawat dapat
bergerak ke depan. Pesawat dengan mesin piston ini merupakan jenis pesawat
ringan. Pesawat ini mempunyai daya jelajah yang kecil dan ketinggian terbang
yang tidak terlalu tinggi.
Ada
2 jenis piston engine dan langkah kerja nya yaitu :
1. Two stroke (2 tak)
Piston engine 2 tak yaitu engine yang
menggunakan 1 putaran crankshaft menghasilkan 4 siklus yaitu
hisap,kompresi,ekspansi dan buang. Engine 2 tak menghasilkan tenaga yang besar
pada saat Rpm tinggi sehingga engine ini membutuhkan bahar bakar yang banyak.
TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead
centre), posisi piston berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau
piston berada pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft). TMB (titik mati
bawah) atau BDC (bottom dead centre), posisi piston berada pada titik paling
bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat dengan
poros engkol (crankshaft).
Ruang bilas yaitu ruangan dibawah piston dimana
terdapat poros engkol (crankshaft), sering disebut dengan bak engkol
(crankcase) berfungsi gas hasil campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa
tercampur lebih merata. Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran
gas hasil pembakaran dan proses pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang
bakar.
Langkah kerja pada
engine 2 tak yaitu :
Langkah 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB pada saat piston
bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang bilas yang berada di bawah
piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan di ruang bilas
semakin meningkat. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan
melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing
lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati
lubang pembuangan terlebih dahulu.
Pada saat ring piston melewati lubang
pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan,
gas yang tertekan dalam ruang bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar
sekaligus mendorong gas yang ada dalam ruang bakar keluar melalui lubang
pembuangan. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik
TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar.
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Pada saat piston
bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan
bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau
sistem injeksi. (Lihat pula:Sistem bahan bakar). Saat melewati lubang pemasukan
dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang
bakar. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi
menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston
sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan dalam ruang bakar akibat
pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB karena proses
pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala busi sampai gas terbakar
dengan sempurna.
Perbedaan
Desain Mesin Dua Tak dengan Mesin Empat Tak
Pada mesin dua tak, sekali pembakaran terjadi
dalam satu putaran penuh pada poros engkol (crankshaft), sedangkan pada mesin
empat tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua putaran penuh pada poros
engkol. Mesin empat tak memerlukan mekanisme katup
(valve mechanism) dalam bekerjanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukan
dan pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak tidak membutuhkan katup. Piston
dan ring piston berfungsi untuk mebuka dan menutup lubang pemasukan dan
pembuangan. Pada awalnya, mesin dua tak tidak dilengkapi dengan katup, namun
dalam perkembangannya katup satu arah (one way valve) akan dipasang di antara ruang
bilas dan karburator untuk. Menjaga agar gas yang sudah masuk ke dalam ruang
bilas tidak dapat masuk kembali ke karburator.
Menjaga tekanan dalam ruang bilas secara
ketat saat piston mengkompresi ruang bilas. Lubang pemasukan dan
lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada dinding silinder, sedangkan
pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head). Ini adalah
alasan utama yang membuat mesin 4 tak tidak menggunakan oli samping.
2. Four Stroke (4 tak)
sedangkan piston 4 tak pertama kali di
perkenalkan oleh ilmuan jerman bernama OTTO dengan menggunakan 4 langkah.
Cara kerja four stroke adalah sebagai berikut:
Merupakan langkah pengisian ,pada langkah ini
piston di dalam cylinder bergerak dari TDC menuju BDC intake valve akan terbuka
pada saat piston hampir mendekat TDC pada saat langkah pembuangan,tetapi dalam
langkah Exhaust stroke,Exhaust stroke akan tertutup setelah piston melampaui
TDC sebagai awal di mulai nya langkah pengisian ,terjadi penurunan suhu pada
bagian ini dalam cylinder karena masuk nya F/A mixture yang berpeluang untuk
terbakar.
-Compression Stroke
Merupakan langkah
pemadatan/pemampatan F/A mixture yang kemudian terbakar dan meledak (IGNITION) ,pembakaran
di lakukan oleh spark plug yang mendapatkan listrik dari high voltage coil pada
saat ini baik intake valve maupun Exhaust valve sama sama tertutup.
-Power Stroke
Merupakan langkah usaha terdorong
nya piston dari titik TDC menuju BDC karena ledakan F/A mixture dalam
combustion dengan daya ledak 15ton/30.000 psi dengan suhu 3000-4000 derajat
F,gerakan tersebut akan mendorong connecting rod dan merubah menjadi gerakan
putar pada crankshaft,putaran tersebut akan di teruskan ke bagian propeller shaft
melalui propeller driven sehingga propeller berputar,kondisi pada power stroke
adalah intake valve open dan Exhaust valve close.
-Exhaust Stroke
Merupakan langkah pembuangan pada
saat piston berada do BDC menuju TDC,gas sisa pembakaran di buang melalui
Exhaust park/Exhaust valve dengan posisi kepala piston intake valve terbuka dan
Exhaust valve tertutup.
III Engine Lycoming
Lycoming adalah produsen utama mesin pesawat sipil AS.
Berkantor pusat di Williamsport, Pennsylvania, Lycoming menghasilkan garis
horizontal membentang, berpendingin udara, mesin empat, enam dan delapan
silinder yang tersedia termasuk satu-satunya mesin piston bersertifikat FAA
aerobatic dan helikopter di pasar. Perusahaan telah membangun lebih dari
325.000 mesin pesawat piston dan memberi kekuatan lebih dari setengah armada
penerbangan umum di dunia, baik sayap putar dan tetap. Perusahaan saat ini
bagian dari Textron Avco Corporation.
Lycoming O-320 adalah keluarga besar yang terdiri dari 92 mesin yang biasanya
disedot dengan baik, berpendingin udara, empat silinder, yang langsung
digunakan pada pesawat ringan
seperti Cessna 172 dan Piper Cherokee.
Keluarga mesin O-320 termasuk karburator O-320, bahan
bakar IO-320 yang diinjeksi ,
mount terbalik, bahan bakar AIO-320 yang diinjeksi bahan bakar, dan seri
AEIO-320 yang diinjeksi bahan bakar dan aerobatic . The
LIO-320 adalah "kidal" versi dengan poros engkol berputar ke arah
yang berlawanan untuk digunakan pada pesawat bermesin ganda untuk
menghilangkan mesin kritis.
Engine
Lycoming Pertama:
- Lycoming R-80, radial 9 silinder, 1929, 220-295 hp
(164-220 kW) , mesin pertama Lycoming (4,625 inci diameter x 4,5 inci
stroke x 9 cyls = 680,41 dalam 3 )
- Lycoming
DEL-120 , 4-silinder turbodiesel
- Lycoming
O-145 , 4-silinder, 1938, (3.625x3.5 = 144.49 /
2.37 L)
- Lycoming
IO-233 -LSA, 4-silinder, 100-116 hp (75–87
kW) , mengumumkan 2008 (kemungkinan sertifikasi pada
tahun 2009
- Lycoming
O-235 , 4-silinder, 108-118 hp (81-88
kW) , diperkenalkan pada tahun 1940 dan masih diproduksi, banyak digunakan
pada Cessna 152 dan
desain GA serupa
- Lycoming
O-290 , 4-silinder, 125 hp (93 kW) ,
versi perampingan 435 yang diperkenalkan pada tahun 1942 dan sebagian besar
diabaikan untuk penggunaan penerbangan, tetapi banyak digunakan dalam gergaji
ground-power yang dijual ke militer AS
- Lycoming
O-320 , 4-silinder, 150–160 hp (112–119
kW) , digunakan pada Cessna 172
- Lycoming O-340, 4-silinder
- Lycoming
O-360 , 4-silinder, diperkenalkan pada tahun
1955 dan banyak digunakan sejak itu, membentuk dasar untuk 540 dan 720
- Lycoming TIO-360-EXP ,
4-silinder, 180 hp (134 kW) , diumumkan 2008, mesin turbocharged yang
tidak bersertifikat untuk penggunaan homebuilding
- Lycoming
IO-390 , 4-silinder, 210 hp (157 kW) ,
mengumumkan 2008
- Lycoming
O-435 , 6-silinder, 185–260 hp (137–194
kW) , juga dikembangkan sebagai mesin tangki
- Lycoming
O-480 , 6-silinder
- Lycoming
O-540 , 6-silinder, 230-350 hp (172-261
kW) , banyak digunakan pada Piper
Navajo , Comanche
- Lycoming TIO-541 ,
6-cylinder, ditingkatkan 540, menampilkan turbocharging pada semua model
- Lycoming
IO-580 , 6-silinder, 300 hp (223 kW) ,
mesin diperkenalkan pada tahun 1997
- Lycoming
GSO-580 , 8-silinder, asli "580",
diproduksi dari 1948 hingga 1961
- Mesin Lycoming
IO-720 , 8-silinder, 400 hp (298 kW)
diperkenalkan pada tahun 1961
- Lycoming O-1230
- Lycoming H-2470
- Lycoming
XR-7755 , mesin cool-cooled 36-silinder multibank,
mesin piston pesawat terbesar yang pernah dibuat
IV Engine Continental
Continental Motors,
Inc. adalah
produsen mesin
pesawat terbang yang berlokasi di Brookley
Aeroplex di Mobile,
Alabama , Amerika
Serikat . Awalnya dipintal dari pabrikan
mesin mobil Continental
Motors Company pada tahun 1929 dan dimiliki oleh Teledyne
Technologies hingga Desember 2010. Perusahaan ini
sekarang menjadi bagian dari Aviation Industry Corporation of China ,
yang dimiliki oleh pemerintah Republik
Rakyat China . Meskipun Continental sangat
terkenal karena mesinnya untuk pesawat ringan, itu juga dikontrak untuk
memproduksi mesin bensin V-12AV-1790 -5B
berpendingin udara untuk tank M47 Patton milik
Angkatan Darat AS dan diesel AVDS-1790-2A
dan turunan untuk tank
tempur utama M48 , M60 Patton ,
dan Merkava . Perusahaan
juga memproduksi mesin untuk berbagai produsen otomobil, traktor, dan peralatan
stasioner (pompa, generator, dan drive mesin) dari tahun 1920-an hingga
1960-an.
Pada tahun 1929, perusahaan memperkenalkan mesin
pesawat pertamanya, radial tujuh
silinder yang ditunjuk sebagai A-70, dengan perpindahan 543,91 cu di (8.91L)
yang menghasilkan 170 hp (127 kW). Pada bulan Agustus 1929, Perusahaan
Continental Motors membentuk Perusahaan
Mesin Pesawat Kontinental sebagai anak perusahaan untuk
mengembangkan dan memproduksi mesin pesawat terbangnya.
V Fuel System
Sistem ini adalah
sistem yang berperan untuk mentransfer bahan bakar dari tank menuju engine guna
pembakaran agar engine dapat bekerja dengan baik dan dapat menghasilkan
performa yang diingikan. Dalam sistem ini juga
menggunakan komponen-komponen pendukung guna memberikan kemudahan serta keamanan sistem ini untuk
melakukan kerjanya,sehinnga proses pembakaran dalam engine tercapai.
Komponen-Komponen Tersebut Adalah:
1. Fuel tank
Komponen ini memiliki
fungsi untuk menampung bahan bakar, dalam pesawat umumnya terdapat 3 fuel tank
yaitu 2 main tank (terdapat di wings), center tank (terdapat pada bagian
fuselage pesawat), adapun tambahan-tambahan lainya seperti auxialary tank, surge
tank dan drop tank yang seperti pada pesawat hercules, untuk setiap pesawat
memiliki variasi-variasi yang berbeda baik dalam nama letak serta maksud
tujuanya.
2. Fuel pump
Pump type ini
terletak di engine yang terhubung oleh accesory gear box karena digerakan oleh
engine biasanya disebut dengan fuel engine driven pump (edp), yang man memiliki
daya tekan kurang lebih 1000 psi. Pump ini lah yang menghasilkan fuel yang
bertekanan agar fuel saat berada di combustion chamber berupa kabut sehingga
lebih mudah untuk dilakukan pembakaran.
Pump ini sendiri
memiliki jenis yang bermacam-macam antara lain gear pum,gear rotor pump dan
piston.dari ketiga tersebut yang paling sering digunakan adalah type piston
karena memiliki daya tekan yang paling besar, dari type piston ini sendiri
memiliki 2 type yaitu constant volume pump dan variable volume pump. Keduanya
memiliki perbedaan,namun pada akhir-akhir ini lebih banyak digunakan type
variable volume pump karena apabila terjadi kelebihan tekanan angle dari plate
penyangga piston akan berubah untuk menyesuaikan besar tekana secara otomatis
sehinnga dalam sistem tidak diperlukan lagi pressure regulator atau unloading
valve.
3. Fuel Shut Off Valve
Valve ini berfungsi
sebagai pemutus dan penghubung aliran bahan bakar fuel yang akan masuk ke
sistem. Biasanya digerakan menggunakan motor listrik berkapasitas 24-28 volt
dc. Apabila ada kerusakan
dalam sistem elektriknya maka dapat dibuka secara manual, tetapi tidak boleh
ditutup manual karena akan merusak dari sistem mekaniknya.
4. Check Valve
Merupakan suatu
komponen yang berfungsi menyearahkan atau penyearah aliran fuel pada system
agar aliran fuel tidak terbagi atau keluar dari jalur pipa dari system yang
diinginkan.
VI Oil System
Oil disimpan didalam tanki yang bernama
reservoir, kemudian dipompa oleh oil pump dan kemudian disaring oleh filter.
Setelah itu oil akan melumasi semua bearing yang ada pada engine. Selain
melumasi bearing, oil juga akan menuju oil heat exchanger. Setelah oil melumasi
bearing yang ada pada engine, oil tersebut akan kembali melalui saluran balik
yang dipompa oleh pompa saluran balik yaitu scavange pump dan oil tersebut
didinginkan kembali oleh oil cooler. Setelah didinginkan oil kembali lagi ke
tanki.
Pelumasan pada engine berfungsi untuk melumasi
komponen-komponen yang bergesakan dan mencegah berkaratnya bagian–bagian engine
yang bergerak tranlasi maupun rotasi. Tujuannnya untuk mempertahankan umur dan
daya tahan komponen sesuai dengan umur ekonomisnya.
Komponen-Komponen Tersebut Adalah:
1. Oil pump
Oil pump yang paling banyak digunakan untuk
sistem pelumasan engine adalah tipe external gear pump atau trochoid pump.
Tekanan oli pelumasan engine berkisar antara 3 - 6 kg/cm2 selama pengoperasian
engine dalam batas normal. Debit oli yang disuplai ke sistem berkisar antara 50
- 300 liter/menit. Prinsip kerjanya adalah gear berputar sesuai tanda panah,
oli disisi inlet mengisi kekosongan gigi-gigi dan rumahnya. Oli yang berada
diantara gigi dan rumahnya dipindahkan sesuai dengan gerakan gigi kesisi
outlet.
2. Oil tank
Yaitu sebuah bak oli pada engine sebelum oli di
suplay ke engine berfungsi sebagai
tempat bak penampungan oli sebelum di
suplay ke engin dan sesudah di suplay dari engine.
3. Oil filter
Oli pelumas engine secara bertahap menjadi kotor
karena membawa partikel-partikel komponen yang bergesekan. Jika kotoran kotoran
tersebut ikut bersirkulasi bersama oli untuk melumasi, maka komponen yang lain
akan menjadi cepat aus. Untuk mencegah hal tersebut diatas, maka pada sistem
pelumasan diberi filter agar kotoran tersebut dapat disaring dan oli yang bersikulasi
tetap bersih.
Ada 2 macam oil
filter, yaitu
- Cartridge type, elemen kertas menjadi satu
dengan rumahnya dan cartridge type with safety valve.
-The
hanging type, elemen kertas terpisah dengan rumahnya.
Oil filter secara bertahap akan mengalami
kebuntuan oleh partikel asing dan kotoran. Kecepatan kebuntuan filter,
tergantung cara penanganan olinya. Element filter harus diganti secara berkala
sesuai dengan standarnya. Selain oil filter, ada juga yang namanya Bypass
Filter yang berfungsi untuk menyaring oli dari oil pam agar tetap bersih dan
mencegah oil filter cepat buntu / membantu kerja oil filter. Struktur bypass
filter sama dengan oil filter hanya saja ukurannya lebih besar.
4. Lubricating valve
Lubricating valve berfungsi untuk mengatur
tekanan oli di dalam sistem dan membatasi tekanan oli di dalam sistem.
5. Oil Cooler
Prinsip kerja Oil Cooler
Seperti yang kita singgung diatas, prinsip kerja
oil cooler ini seperti radiator yakni dengan memindahkan panas dari oli ke
udara bebas sehingga temperatur oli bisa turun. Diagram kerjanya, saat mesin dihidupkan maka
pompa oli akan bekerja dan menimbulkan adanya sirkulasi oli mesin. Akibatnya,
oli ini bergerak di sepanjang oil feed termasuk jalur yang mengarah pada oil
cooler.
Oli yang masuk ke dalam oil cooler akan melewati
beberapa pipa pipih yang dipenuhi dengan sirip seperti radiator. Proses pendinginan akan berjalan ketika ada
aliran udara yang melewati oil cooler. Kenaikan temperatur oli yang berlebihan
menyebabkan kualitas dan kemampuan oli sebagai pelumas menurun. Untuk mengatasi
panas yang berlebihan pada oli maka pada sistem pelumasan dipasanglah oil
cooler.
VII Sistem Pengapian
Sistem pengapian berfungsi untuk menimbulkan percikkan bunga api pada
busi agar terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara didalam ruang
bakar, nantinya tekanan dari proses pembakaran ini akan digunakan untuk
mendorong piston dan disalurkan ke poros engkol melalui connecting rod (batang
piston) sehingga poros engkol dapat berputar.
Komponen-komponen dari sistem pengapian konvensional terdiri dari
baterai, kunci kontak (ignition switch), koil pengapian (ignition coil),
platina atau kontak pemutus (breaker point), kondensor, kabel tegangan tinggi,
distributor dan spark plug.
1. Baterai
Baterai pada sistem pengapian berfungsi untuk penyedia sumber arus
listrik dan baterai juga berfungsi untuk menyimpan arus listrik.
2. Ignition Switch
Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk menghubungkan dan
memutus arus listrik dari bateri ke kumparan primer koil pengapian.
3. Magneto
Magneto adalah bagian dari ignition system yang
berguna untuk menghasilkan arus tegangan tinggi dan membagikan kesetiap Spark
Plug sesuai dengan Firing Order (urutan penyalaan ).
Bagian-bagian magneto:
- Rotating Magnet (inductor Rotor)
- Coil (Primer dan Sekunder Coil)
- Breaker Contact
- Condensator
- Distributor
- Cam
Rotating magnet
Menggunakan magnet permanen yang mempunyai 2, 4
atau 8 pole. Biasanya terbuat dari ALNICE yaitu campuran Alumunium, Besi,
Nickel dan Cobalt, karena campuran ini mampu menahan kemagnetan sampai waktu
yang cukup lama. Untuk Inductor Rotor maka permanen magnet dibuat berputar.
Coil
Merupakan lilitan primer dan lilitan sekunder
yang ditempatkan pada besi lunak yang berlapis (menghindari Eddy Current)
sebagai intinya lilitan Primer terbuat dari kawat yang lebih besar, dan jumlah
lilitan lebih sedikit daripada sekunder yang dengan kawat halus yang ribuan
jumlahnya (± 13.000 lilitan). Coil ini dibungkus bahan karet keras
(beklite atau plastik).
Breaker Contact
Breaker Contact terbuat dari Platinum, Inidium
dan berguna untuk memutuskan arus Primer. Breaker Contact digerakkan oleh Cam
yang diputar oleh Poros Magneto.
Condezer / Capasitor
Berguna untuk mengurangi adanya Arcing (Loncatan
api listrik) pada Breaker Contact pada waktu membuka, sehingga akan mencegah
ke-ausan. Caranya adalah dengan menyerap energi listrik pada saat Breaker
Contact terbuka.
Distributor
Berguna untuk membagi arus tegangan yang
dihasilkan oleh lilitan sekunder dan membagikan ke tiap Spark Plug sesuai
dengan Firing Order (urutan penyalaan).
Cam
Platina pada sistem pengapian berfungsi untuk menghubungkan dan memutus
arus primer koil ke massa agar menimbulkan induksi tegangan tinggi pada
kumparan sekunder koil. Kondensor pada sistem pengapian berfungsi
untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada celah platina ketika platina
mulai membuka. Selain itu, kondensor juga berfungsi untuk mempercepat pemutusan
arus primer koil sehingga perubahan medan magnet pada koil juga akan menjadi
lebih cepat. Karena perubahan medan magnet cepat maka induksi tegangan tinggi
yang ditimbulkan pada kumparan sekunder koil akan menjadi tinggi.
4. Harness
Kabel tegangan tinggi pada sistem pengapian
konvensional terdapat 2 macam, yaitu kabel tegangan tinggi koil dan kabel
tegangan tinggi busi. Kabel tegangan tinggi koil ini berfungsi untuk
menyalurkan arus listrik dari koil ke distributor. Sedangkan kabel tegangan
tinggi busi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari distributor ke
masing-masing busi.
5. Spark plug
Spark plug pada sistem pengapian berfungsi untuk
meloncatkan bunga api di antara elektroda tengah dan elektroda samping busi,
sehingga nantinya loncatan bunga api ini akan digunakan untuk membakar campuran
bahan bakar dan udara.
Daftar Pustaka
U.S. Department Of
Transportation Federal Aviation Administration, 2012, Aviation Maintenance
Technician Handbook–Airframe Volume 1
U.S. Department Of
Transportation Federal Aviation Administration, 2012, Aviation Maintenance
Technician Handbook–Airframe Volume 2
Basic Handbook, Aircraft
instruments, Jakarta Aviation Training services
Servis
manual Cessna 172M, section 15-1 Instruments and Instruments System
Editor : ReY
Komentar
Posting Komentar